Kreator Touhou Project ZUN Sebut AI Tak Bisa Kalahkan Kreativitas Manusia
Pencipta seri legendaris Touhou Project, yaitu ZUN, kembali menjadi sorotan setelah memberikan pandangannya soal perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam wawancara terbarunya, Kreator Touhou Project ZUN menegaskan bahwa meski AI terus berkembang dengan cepat, teknologi tersebut tetap tidak bisa menggantikan atau mengalahkan kreativitas alami manusia.
Baca Juga: Sejarah Komputer dari Generasi ke Generasi, Siapa Penemunya?
AI dan Dunia Kreatif Menurut ZUN
ZUN, yang dikenal sebagai sosok serba bisa di dunia Touhou — mulai dari pengembang, komposer musik, hingga ilustrator — menyampaikan bahwa kreativitas sejati tidak hanya tentang hasil akhir, tetapi juga tentang perjalanan dan niat di balik karya tersebut. Menurutnya, AI bisa meniru pola dan gaya, namun tidak mampu memahami “rasa” dan “emosi” yang menjadi dasar dalam menciptakan seni.
Ia menambahkan, seni sejati berasal dari pengalaman hidup, kegagalan, dan proses berpikir yang rumit — sesuatu yang belum bisa direplikasi oleh algoritma, tidak peduli seberapa canggih AI tersebut.
Kekhawatiran atas Penggunaan AI di Dunia Seni
ZUN juga menyinggung fenomena maraknya karya buatan AI yang kian menyerupai hasil tangan manusia. Ia tidak menentang penggunaan AI dalam industri kreatif, tetapi memperingatkan agar masyarakat tetap menghargai orisinalitas dan hak cipta.
“AI dapat menjadi alat bantu, tapi jangan sampai menggantikan tangan dan hati manusia,” ujar ZUN. Ia percaya bahwa masa depan seni masih akan didominasi oleh manusia yang memiliki intuisi, nilai budaya, dan kepekaan emosional — aspek yang belum bisa ditiru oleh mesin.
Touhou Project dan Esensi Kreativitas
Seri Touhou Project sendiri menjadi bukti nyata dari kreativitas ZUN. Sejak pertama kali dirilis pada 1996, seluruh aspek game ini — mulai dari konsep karakter, musik, hingga mekanisme permainan bullet hell — dikerjakan hampir sepenuhnya oleh dirinya sendiri. Inilah yang menjadikan Touhou Project bukan sekadar game, melainkan warisan budaya pop yang menonjolkan dedikasi seorang individu terhadap karya seni.
ZUN menilai bahwa semangat inilah yang membedakan manusia dengan AI. Ketika manusia menciptakan sesuatu, mereka tidak hanya memproduksi hasil, tetapi juga menyalurkan jiwanya ke dalam karya tersebut. AI, di sisi lain, hanya bisa mereplikasi hasil tanpa memahami makna di baliknya.
Tantangan AI di Masa Depan
Meski begitu, ZUN tidak menolak kemajuan teknologi. Ia mengakui bahwa AI bisa mempercepat proses kreatif, membantu komposer, atau bahkan menjadi asisten pengembang dalam pembuatan game. Namun, menurutnya, garis batas antara “alat bantu” dan “pencipta” harus tetap dijaga agar esensi seni tidak hilang.
Ia menegaskan bahwa masa depan seni yang baik adalah masa depan di mana manusia dan AI bekerja berdampingan, bukan saling menggantikan.
Kesimpulan
Pernyataan Kreator Touhou Project ZUN ini memberikan refleksi mendalam di tengah era dominasi AI. ZUN menegaskan bahwa mesin mungkin bisa meniru, tetapi tak akan pernah bisa memiliki imajinasi, empati, dan nilai emosional yang dimiliki manusia. Kreativitas, menurutnya, bukan sekadar tentang hasil — melainkan tentang makna, perjalanan, dan jiwa di balik setiap karya.